Sebuah mainan memang menyenangkan anak. Tetapi, tidak dapat membahagiakan anak. Bahkan, bisa membuat nya menderita.
Dunia anak memang lah bermain. Bagi mereka, bermain seperti berkerja pada orang dewasa. Bermain tidak dapat di pisahkan dari mereka.
Dengan bermain, seorang anak dapat menggali banyak pengetahuan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Dengan nya, seorang anak juga akan memperoleh kebahagiaan.
Seperti orang dewasa, yang juga akan merasakan kebahagiaan dalam hati nya setelah selesai melakukan suatu perkerjaan yang menjadi kewajiban nya.
Semua orang tua mengetahui tentang perlu nya bermain bagi anak tersebut. Sehingga mereka menyediakan fasilitas bermain untuk anak – anak mereka. Mulai dari membelikan mainan yang sesuai untuk anak, hingga ada yang memberikan sesuatu yang bukan dan tidak aman untuk di mainkan oleh anak, seperti gadget.
Dengan memberikan mainan kepada anak, sebagian orang tua merasa sudah cukup memberikan perhatian kepada anak nya. Sehingga mereka pun nyaman berkerja, tanpa perlu lagi memberikan perhatian yang lain. Seperti, bermain bersama anak, membacakan buku atau sekadar mengobrol santai, mendengarkan ocehan sang buah hati.
Para orang tua yang demikian itu, yang diketahui nya hanya lah mainan saja sebagai bentuk perhatian yang perlu di berikan untuk membahagiakan anak. Cukup dengan di beri mainan seorang anak sudah bahagia dan besar nya nanti juga akan bahagia sehingga tidak bersifat ke kanak – kanakan.
Betulkah demikian, cukup dengan di berikan mainan seorang anak dapat bahagia dan tumbuh dewasa dengan bahagia ?
Republika, pada tahun 2014 silam memberitakan, bahwa Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat, Netty Heryawan kaget dengan banyak nya anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, hingga mereka melakukan pelanggaran hukum.
Hal tersebut terungkap dari data yang didapatnya, dimana sebanyak 75 persen penghuni lapas yang sudah divonis hukuman seumur hidup ternyata pada masa kecilnya tidak mendapatkan kasih sayang dari ayah nya.
Sedangkan, sebanyak 92 pesen pengguna narkoba juga anak-anak yang kurang kasih sayang dari orang tua nya.
Termasuk yang bunuh diri 60 persen karena kurang perhatian dari orang tuanya. Juga, 78 persen pelaku pemerkosaan serta pelaku tindak pidana korupsi juga seperti itu.
Itu lah data yang di ada, yang menunjukkan betapa penting dan berpengaruh nya perhatian orang tua terhadap anak – anak hingga dapat membentuk kepribadian mereka.
Perhatian yang di maksud, bukan sekadar memberikan anak fasilitas untuk bermain, seperti mobilan, boneka, robot – robotan atau gadget. Bukan itu. Melainkan, orang tua hadir di tengah – tengah anak. Mendengar kan celoteh kecil mereka. Merasakan tubuh kecil mereka bersandar, berpangku dengan penuh manja. Dan memberikan ucapan kepada anak sebagai penguat kasih sayang hingga membuat hati mereka tetap fitrah.
Telinga, mata, tubuh, akal dan hati anak menjadi tumbuh penuh kasih sayang ketika orang tua senantiasa hadir membersamai nya.
Sehingga mereka tumbuh dewasa menjadi pribadi yang baik, memiliki cinta kasih dan teguh pendirian sebagaimana Nabi Yusuf as yang teguh pendirian nya, tidak tergoda ketika seorang ratu cantik mengajak nya untuk berbuat dosa, di karena kan dia teringat akan sang Ayah yang senantiasa membersamai nya pada saat beliau masih kanak – kanak.
Hadir nya orang tua merupakan kebahagiaan yang terbesar untuk anak. Kebahagiaan yang di rasa akan memperkuat fitrah dan akal mereka. Di karena kan saat usia kanak – kanak, otak mereka yang dominan berkerja adalah otak kanan, tempat nya kasih sayang berkerja.
Setiap anak pasti sangat bahagia ketika orang tua mereka membersamai aktifitas mereka. Seperti, yang sering saya temui pada peserta didik saya di sekolah, salah satu nya pada program Guru tamu. Mereka sangat bahagia ketika mengetahui orang tua mereka lah yang menjadi Guru tamu.
Anak – anak sangat bahagia ketika melihat orang tua mereka di depan kelas memberikan kegiatan seperti seorang Guru. Bukan hanya bahagia, mereka pun merasa bangga.
Padahal waktu nya hanya sebentar, tidak sampai setengah jam. Namun,kebersamaan yang singkat itu sudah bisa membuat mereka bahagia dan bangga. Dan pasti akan mereka kenang selama nya.
Alhamdulillah, pada pekan ini program Guru tamu dapat terlaksana kembali sehingga pengalaman istimewa anak – anak KB, TK Islam PB Soedirman bersama tamu istimewa mereka bertambah kuantitas dan kualitas nya di akal bawah sadar mereka. Dan tentu nya, sang anak yang orang tua nya menjadi Guru tamu sangat bahagia dan bangga.
Berikut tamu istimewa KB, TK Islam PB Soedirman pada pekan ini :
KB : Tamu istimewa Kelompok Bermain pada pekan ini adalah Mamah nya Rhayyan Aqilla Aleddin. Mamah yang bernama Rabhita Cherry ini memberikan Rhayyan dan teman – teman nya pengalaman istimewa membuat Es Krim dari kertas origami dan stick es krim.
TK A3 : Tamu istimewa TK A3 pada pekan ini adalah Mamah nya Rasyid. Mamah yang bernama Mutinanda Anggrelia S ini memberikan Rasyid dan teman – teman nya pengalaman istimewa membuat Mainan Kepala Binatang.
TK B1 : Tamu istimewa TK B1 pada pekan ini adalah Mamah nya Fahrezi. Mamah yang bernama Bedah Juarni ini memberikan Fahrezi dan teman – teman nya pengalaman istimewa membuat helikopter dari kertas origami.
TK B2 : Tamu istimewa TK B2 pada pekan ini adalah Mamah nya Arfa Fabiando. Mamah yang bernama Evy ini memberikan Arfa dan teman – teman nya pengalaman istimewa membuat bunga hias dengan bahan kertas warna, kulit kacang tanah dan sedotan.
TK B3 : Tamu istimewa TK B3 pada pekan ini adalah Mamah nya David. Mamah yang bernama Khaeru Nisa ini memberikan David dan teman – teman nya pengalaman istimewa membuat Kotak Serbaguna dari stik es krim.
Alhamdulillah, anak – anak KB, TK Islam PB Soedirman terlihat sangat bahagia dan bangga mengikuti kegiatan Guru tamu tersebut.
INFORMASI PENDAFTARAN PPDB 2019/2020
Melihat kebahagiaan mereka, saya jadi teringat tentang cerita seorang anak yang memiliki mainan banyak dan sekian uang, namun tidak mendapatkan kebahagiaan. Yang pada suatu malam anak tersebut bertanya kepada ayah nya yang selalu sibuk berkerja hingga tidak punya waktu untuk membersamai nya, menemani nya bermain.
“Ayah, berapa bayaran ayah berkerja dalam satu jam di kantor ?”.
Setelah ia mengetahui bayaran ayah nya dalam satu jam. Ia meminjam uang kepada Ayah nya untuk menambahkan uang nya yang sekian itu. Dengan rasa heran sang ayah bertanya kepada nya.
” Untuk apa uang itu nak ?”.
Dengan penuh pengharapan anak tersebut menjawab. “Untuk membayar ayah bermain dengan ku, satu jam saja. Karena uang ku hanya cukup untuk membayar ayah satu jam saja. Mau kan ayah menemani ku bermain ?”.
Perkataan anak tersebut membuat hati sang ayah terhentak, hingga tubuh besar nya bergerak memeluk tubuh kecil anak nya. Dengan tetesan air mata, sang ayah meminta maaf kepada anak nya karena lebih mengutamakan perkerjaan nya hingga lupa meluangkan waktu untuk anak nya.
Wallohu’alam.
Terimakasih kepada Mamah – Mamah yang pada pekan ini telah meluangkan waktu nya untuk membersamai Ananda dan teman – teman nya di dalam kelas.
Silakan diklik Untuk Membaca Info Guru Tamu Sebelum nya :